SAHABAT :)

Mumpung lagi pengen nulis nih, gue mengangkat tema Sahabat aja yaa

Jujur, gue sedikit prihatin sama pemikiran remaja-remaja jaman sekarang, mereka rela gitu ya menjauh dari seorang sahabat demi mendapatkan cintanya. Padahal sahabat bisa ngasih kita masukan, tempat kita berkeluh kesah dan lo bisa ngapain aja deh sama sahabat, sementara pacar? Kalo putus gimana? Kalo dia selingkuh gimana? Kalo dia bosen gimana? Pasti kita akan kembali ke sahabat itu lagi kan? Gue jadi inget kisah gue beberapa tahun yang lalu..

Gue mendapatkan sahabat gue dengan begitu saja, semuanya, apa yang dia miliki, apa yang di perbincangkan semua membuat gue ngerasa oh dia teman sejati gue, pokoknya kita klik banget. Kita baru berteman akrab sekitar dua bulan, masih baru lah tapi dia udah tau segalanya tentang gue, oke gak segalanya tapi sebagian besar. Nah saat itu gue juga lagi PDKT sama someone. Which is yang namanya sahabat pasti ngedukung gue dong ya? Itu juga yang dilakukan sahabat gue ini, dia terus mendekatkan gue sampai suatu hari gue dan kakak kelas gue itu jadian. Gue kira hidup gue lagi di puncak klimaksnya nih, punya sahabat yang care, setia, asik, seru dan klop banget sama gue, and gue juga punya dia, seseorang yang saat itu gue cinta, seseorang yang dewasa, setia, asik dan mengagumkan. Tapi ternyata gue salah besar. Awalnya semua indah dan berjalan sesuai rencana, kita bertiga bisa berjalan berdampingan sampaaaiii pacar gue itu selalu ngajak ngobrol berduaan pas istirahat, sebenernya sahabat gue bisa nimbrung sih tapi pasti kan dia risih, kaya obat nyamuk gitu. Trus ritual gue sama sahabat gue yaitu main basket bareng pas pulang sekolah dan bersosialisasi lah sempat terhenti karena sang pacar gue itu selalu nganterin gue pulang tepat waktu. Sebenernya sih gak ngeganggu tapi ingetkan “Semua yang berlebihan pasti tidak baik” dan itu benar, sahabat gue merasa tersingkir, ia mulai menjauh dan nyuekin gue. Secara gue orang yang gak bisa hidup tanpa teman (lebay tapi jujur), gue mulai intropeksi dan gue tau letak salah gue, akhirnya gue bagi waktu, selama di sekolah, gue milik temen-temen gue, sepulang itu baru waktu gue sama pacar gue, awalnya sih terdengar adil dan sahabat gue menyetujuinya tapi lama kelamaan semuanya basi, gue merasa terpenjara dan kuper, gue butuh temen-temen gue buat bergaul, gue gak mau terkurung dalam tempurung cinta. Akhirnya gue mendobrak semuanya, gue lebih senang menghabiskan waktu sama temen-temen gue dan gue ngerasa “it’s me” atau “I’m health” oke lo mungkin gak ngerti, tapi itulah yang gue rasain. Cowok gue makin hari, makin gerah kali ya, kerjaannya berantem, rebut, nagmbek dkk terus, capek dong gue, akhirnya gue memutuskan untuk putus, demi kemerdekaan diri gue, karir basket gue (saat itu), keharmonisan keluarga gue, dan temen-temen gue. Semuanya berubah, sesuatu yang lain gue rasain, kebebasan dan kehangatan bersama teman. Dan mulai saat itu, gue gak mau menyia-nyiakan sahabat gue

Mau sok berpuitis ya, boleh ya ya ya?

Malaikat kecil itu turun dari langit untuk menemani dan berada lebih dekat denganmu, ia menanggalkan mahkota, jubah dan sayapnya hanya demi menghapus air matamu, menenangkan gejolak amarahmu, menjaga semua rahasiamu, meringankan masalahmu dan membuatmu selalu tersenyum. Ia bukan saudaramu, bukan keluargamu, dan bukan kekasihmu. Ia adalah orang terdekatmu yang kau panggil sebagai “SAHABAT”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Cewek vs Bahasa Cowok

My Chairmate

my brothers