Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Hukum Newton Ketiga disambut Menunggang Badai, Barasuara

Malam itu, gue mengendarai motor gue seorang diri menuju suatu lokasi. Kondisi jalanan cukup sepi, hanya ada tiga motor dan satu mobil sejauh mata memandang. Seperti biasa, gue mengendarai motor dengan menggunakan headset untuk mendengarkan lagu. Saat itu lagu yang terputar adalah Menunggang Badai milik Barasuara, terbesit lirik yang cukup ngebuat otak gue mengembara entah kemana sementara mata dan tangan seperti autopilot “di dalammu dendam parah bersarang, perih mencekam, pedih bersulang, lara bersarang. Dalam peraduan dendammu melagu, dalam perasaan diammu memburu, dalam kesunyian gerammu bertalu” Otak gue kembali ke masa-masa paling menyakitkan (di hubungan yang sekarang), rasa terbohongi, rasa diabaikan dan tidak dianggap, rasa diduakan dan dilupakan. Setiap conversation entah chat atau kata yang terucap terekam jelas dan itu berulang lagi bagai recorder tape di otak gue. Gue menelan ludah dan menggertakan rahang, berusaha mengatakan ke diri gue sendiri “ I’m fine ,

Lihatlah lebih dekat, maka kau akan mengerti

Lihatlah lebih dekat, maka kau akan mengerti. Gatau kenapa lagu petualangan Sherina itu terngiang-ngiang di otak gue. Mengapa bintang bersinar? Mengapa air mengalir? Mengapa dunia berputar ? Bagi anak kecil, mungkin itu pertanyaan yang sangat sulit dijawab, sekalipun mendapatkan jawabannya, mungkin itu diluar nalarnya mereka dan kepalanya bisa pecah sendiri mikirin itu. Lalu Sherina menjawab pertanyaannya sendiri dengan jawaban “ Lihatlah lebih dekat, maka kau akan mengerti ” Seketika gue pun mencoba menerapkan pemikiran simple anak kecil itu. Mungkin, mungkin gue hanya terlalu keras berfikir dengan cara gue sampai pada akhirnya gue menjadi orang yang kaku, close minded dan judgemental . Gue jadi berfikir semua dugaan gue benar tanpa tau kejadian di lokasi. Gue jadi anak kecil yang mendapat jawaban, tapi gak bisa nerima logika dari jawaban tersebut karna emang otaknya gak nyampe. Trus gimana caranya biar gue bisa memahami logikanya? Gimana caranya biar nalar gu

?

Siapa aku? Pertanyaan yang akhir-akhir ini mengganggu Mungkin kah aku jelamaan dari masa lalu? Atau hanya inilah aku sedari dulu? Aku benci menjadi insecure , selalu khawatir dan tidak percaya diri Aku benci mengais-ngais hanya untuk perhatian lebih Aku benci memohon untuk di tolong, diselamatkan dari sepi Aku rindu menjadi candu Aku rindu berapi-api tanpa sabu Aku rindu menyendiri dan tidak terganggu (karenanya) Jika endorphin dan dopamine menjadi kunci dari cinta dan bahagia, Maka caffeine dan nicotine , seharusnya cukup. Tapi tidak. Jauh dari kata cukup. Sangat kurang Etanol? Daniels? Regal? Martell? Fireball? Royal? Sangat membantu, untuk beberapa saat. Adakah sesuatu yang abadi? Adakah sesuatu yang nyata? Adakah sesuatu yang dapat menyelaraskan rasa dan logika? Tertanda, Seseorang yang tidak lagi mengenal dirinya, dan orang di sekitarnya