H.I.D.U.P


Sebenernya gue masih aktif nulis kok, banyak draft tapi gak berujung di posting, mungkin nanti satu-satu akan gue posting, dan (jika ada waktu senggang) gue akan benerin rapihin blog gue, gak akan lagi ada tulisan alay bertahun-tahun lalu.
So, if you ask me why I’m here now? Gue juga bingung mau mulai dari mana, terlalu banyak hal yang gue hadapi, naik turun, berlika liku, belok belok, puter balik, upside down, ya pokoknya berantakan deh. Dengan anehnya kehidupan gue, gue belajar banyak hal, sangat banyak, lebih banyak daripada 12 tahun wajib belajar dan 4 tahun kuliah, pelajaran hidup itu.... greget!
 
Gue belajar akan namanya kenakalan masa muda dan bagaimana gue harus memperbaikinya, gue belajar mengakui kesalahan dan meminta maaf, gue belajar namanya memafkan dan yang paling sulit adalah memaafkan diri sendiri, gue belajar menerima kenyataan bahwa semua gak bisa seperti apa yang kita mau, bahwa bertahan gak selalu yang terbaik, dan berani melangkah walau lo gak bisa melihat apapun didepan sana, bahwa waktu merubah segalanya, merubah menjadi menyakitkan ataupun menyembuhkan, mendatangkan ataupun membawa pergi. Yang lo bisa lakukan hanya ikhlas.
 
Ikhlas meminta memohon maaf agar hal suci seperti persahabatan tetap terjalin, bahwa persahabatan tidak hanya tentang tawa canda bersama, tetapi nangis bersama, nangis karna orang lain nyakitin sahabat lo ataupun karna kecewa dengan sahabat sendiri.
Ikhlas bahwa hal yang lo bangga-banggakan selama 5 tahun harus berakhir dengan sebuah sandiwara kecil demi menyelamatkan diri, demi (harapan) masa depan yang lebih cerah bukan sekedar menjadi budak kapitalis, tapi setidaknya menjadi mandor walau masih akan terus di perbudak, demi (harapan) menjadi lebih lega dan damai walau harus sendiri (ya kata orang kan two is better than one), demi menyembuhkan (perlahan-lahan) gamophobia yang malah (sempet) menjadi lebih parah, demi membuktikan kata-kata orang “you deserve better”.
Ikhlas bahwa waktu akan membuka topeng orang-orang disekitar kita perlahan, entah membuka topeng mereka atau membuka mata kita sehingga kita sadar, mana yang tulus mana yang enggak, mana yang racun mana yang obat, mana yang namanya best friend mana yang namanya friendenemy. Bahwa hukum alam itu berlaku, bahwa mereka yang selalu menghabiskan waktu bersama belum tentu akan menemanimu sampai akhir.
 
Sampai disatu titik, gue sadar gak ada yang namanya orang jahat, yang ada hanya orang baik yang tersakiti hingga menjadi pamrih dan tidak percaya adanya ketulusan di dunia ini, yang ada hanya kepentingan. Semua kepentingan akan berakhir, jadi pertanyaannya bukan lagi “apakah kamu tulus?” tapi berubah menjadi “sampai kapan?”
“kamu sahabat yang baik, tapi sampai kapan?”
“kamu pacar yang aku sayang, tapi sampai kapan?”
Karna saat semua kepentingan itu selesai, maka perasaan akan memudar dan mereka akan pergi satu persatu.
 
Tapi lagi-lagi gue salah...
Saat dulu gue diajarkan tentang adil (equal), saat mata diganti mata...
Tapi sekarang gue diajarkan tentang keadilan yang sangat berbeda, bukan adil tapi kasih, saat lo harus memberikan pipi kanan lo saat pipi kiri lo ditampar, saat lo harus kasih makanan dan minuman saat ada yang minta makanan lo, saat lo harus kasih baju dan sepatu lo saat jaket lo diminta.
Dua orang terdekat gue selalu mengajarkan gue... “tetep jadi baik, kalo lo kaya gitu, lo sama aja dong kaya dia” dan tanpa gue sadar mereka berdua adalah berkat buat gue, bahwa Tuhan masih sayang sama gue dan mengirim mereka untuk ngingetin gue.
 
Dan dibanding mengingat segala rintangan dan kepedihan hati gue yang belum semuanya sembuh, gue lebih mau berfokus pada berkat yang dikasih ke gue.
- I got my family back. Enggak, gue bukannya pernah kepisah jauh sama keluarga gue, Cuma dulu ada masalah yang ngebuat gue ngerasa rumah itu hell banget, tapi sekarang home sweet home
- I got new puppy, ya dari dulu gue pengen banget punya piaraan tapi nyokap selalu ngelarang soalnya gue anaknya angot-angotan, takut gak diurus, tapi sekarang gue dipercaya buat ngangkat anak anjing
- even I lost several friend, at least gue tau siapa yang tulus sama gue. Decrease by quantity but increase by quality
- psst, I got new boyfriend. My (not so) childhood friend. Setidaknya dia salah satu bukti “I deserve better”, he treat me well, he accept all of me, the temper me, the annoy me, the moody me, the sarcast me, the rebel me, the sassy me, the dark side me, the pesimist me of commitment, the underestimate me of love. The most sabar guy! And yeah time by time, gue berani membalas ucapannya and say “love you!”
 
Thanks God for Your blessing!
 
Now, I start to manage my life for better, I start set my goal again.
- new position and higher salary (gue termasuk kalah dari beberapa temen deket gue)
- ipk min 3,5 (suliiittt)
- my first own business (masih draft kasar banget, ya gak ada salahnya berharap kan)
- berenti ketergantungan sama credit card (as a woman, ini sangat sulit banget)
- cuti liburan (fokus kuliah dulu ya, sama nabung kalo bisa)
 
Salam Damai,
FAM J

Komentar

  1. Wow..ternyata Mega nge-blog..
    Semangat ya buat goalnya..semoga tercapai..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Cewek vs Bahasa Cowok

my brothers

My Chairmate