It was always you... means narsistic?

It was always you…

Ini bukan kaya lagunya maroon 5, ini cuma sebuah ungkapan yang berarti “selalu kamu, apa-apa kamu, semua tentang kamu!”
Semua orang ingin menjadi pusat perhatian, setidaknya oleh satu orang, tapi apa yang terjadi bila saat kedua orang bertemu, yang mereka bicarakan hanya salah satu pihak? Bosan.

Ilustrasi:
Cowo: gimana hari kamu?
Cewe: tadi di kampus aku gini gini yang, gila cape banget
Cowo: Sama aku juga cape, kantor lg ada masalah
Cewe: iya, tadi di kampus masa temen aku ginigini, trus dosennya gini gini trus tugas aku banyak banget, aduh blablablabla

Atau…

Cewe: yang menurut kamu aku gimana? Cantik gak? Kurus gak?
Cowo: Iya, cantik kok
Cewe: serius kamu? Aku kan blablablabla, aku takut orang mandang aku blablablabla

Saat semua pembicaraan hanya mengacu pada satu subjek dan saat lawan bicara mulai ingin membicarakan dirinya, tidak ada respon apapun, paling banter responnya cuma “oh”, “iya”, dan senyum maksa. Muak!
Dan disaat kemuakan itu berlanjut, apa yang bisa dilakukan hanya pergi menjauh mencari tempat dimana pembicaraan itu gak “it was always you”, tempat dimana orang menanyakan dan memberi respon tulus, dimana orang bilang “bete banget, ada apa?”, “berantem ya apa urusan kerjaan? Udah gak usah dipikirin kan ada kita disini”, “Lo mau apa yang bisa bikin lo seneng”, “udah ikut gue, gak usah bete bete lagi”,  tempat dimana cerita lo dihargai dan didengarkan, disaat kita berbagi satu sama lain, bukan hanya satu orang yang berbagi dan saat kita ingin berbagi justru kekecewaan yang didapat. Itulah mengapa banyak pria yang lebih suka bersama teman-temannya dibandingkan pacarnya, karena apa? Karena wanita sering sekali tidak ingin mendengarkan, apa yang mereka inginkan hanya di dengarkan.
What about me? I don’t tell here.

Disaat para wanita ingin selalu di dengarkan tanpa mendengarkan, disaat para wanita selalu menganggu lelakinya saat bersama teman-temannya, dan saat para wanita selalu complain dengan apa yang dilakukan lelakinya, sekecil apapun itu, “kok kamu pake baju itu sih, norak”, “kok kamu bengong aja sih, bete sama aku?”, “kok kamu berantakan banget sih”, “kok kamu diem aja” dan kok kamu… kok kamu… yang lainnya, saat itulah rasa bosan berubah menjadi kemuakan, iya muak. Seakan kesan pertama saat kalian bertemu dan memutuskan bersama itu sirna, seakan kita tidak lagi diterima selayaknya dulu saat pertama berjumpa, seakan sekarang tidak ada lagi saling menghargai ataupun menerima apa adanya.

Lalu saat lelakimu mulai memalingkan wajahnya dari kamu dan mencari yang lain yang membuatnya bahagia, apa yang kalian lakukan? Marah? Nangis?
Berselingkuh memang suatu pengkhianatan, dan hanya pengecut yang berkhianat, tapi apa semua salah lelakimu? Apa tidak ada peranmu dalam perselingkuhan itu? Coba renungkan!
Dan perselingkuhan itu bukan hanya tentang wanita lain, banyak hal yang bisa dianggap perselingkuhan, saat ia mulai berbohong, saat ia mulai lebih nyaman dengan pergaulannya dibanding denganmu, saat ia mulai tertutup, saat ia mulai menekuni hobby lamanya entah itu video game, otomotif, fotografi atau hanya lebih suka menonton drama serial.

Bergandengan tangan jangan sampai saling menarik. Berpelukan jangan sampai saling menyesakkan. Berciuman jangan sampai saling menyakiti.
The more you grip them, the more it falls away.
Don’t walk behind me, I may not lead. Don’t walk in front of me, I may not follow. Just walk beside me and be my friend.

Egois memang sifat dasar manusia, tapi jika apa yang kalian bahas dan perbincangkan hanya tentang kalian, dan kalian haus akan pujian, itu bukan lagi egois, tapi udah gejala narsistik.
Sekilas gue copas dari mbah google tentang narsistik, ok? Coba sadar diri apa kalian termasuk pengidap narsistik atau enggak, kalo iya coba jangan malu untuk konsultasi atau terapi biar orang di lingkungan kalian gak semakin tersakiti dengan sikap kalian

Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang terutama terdiri dari merasa diri penting secara berlebihan (klaim yang berlebihan atas bakat, kepentingan, atau keistimewaan) dalam fantasi pribadi atau perilaku luar, kebutuhan untuk kekaguman terus-menerus dari orang lain, dan kurangnya empati untuk orang lain. Orang tersebut juga memiliki rasa berhak, mengharapkan perlakuan khusus (dan meminta untuk diberikan) dan konsesi lainnya dari orang lain. Paradoksnya, individu dengan gangguan kepribadian narsistik umumnya merasa sangat tidak aman dan rendah diri. (Ronningstan, 1999; Widiger & Bornstein, 2001)
Perasaan mereka akan pemberian gelar atau judul juga duhubungkan dengan keengganan memaafkan orang lain karena merasa diremehkan, dan mereka akan dengan mudah membalas dendam (Exline, Baumeister, et al., 2004) 
Kepribadian narsistik berbagi ciri khusus yang lain dari enggan atau tidak bisa menerima sudut pandang orang lain, untuk melihat lebih dari apa yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri. Selain itu, jika mereka tidak menerima pengesahan atau bantuan dari apa yang mereka inginkan, mereka cenderung menjadi sangat suka mengkritik dan menuntut pembalasan (Rasmussen, 2005). Memang, sebuah studi tentang murid laki-laki dengan tingkat ciri-ciri narsistik yang tinggi menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecenderungan yang lebih kuat ke arah kekerasan seksual ketika mereka ditolak oleh target hasrat seksual mereka ketimbang laki-laki dengan tingkat ciri-ciri narsistik yang lebih rendah (Bushman et al., 2003) 
Gejala
  • Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan
  • Mengambil keuntungan dari orang lain
  • Merasa diri paling penting
  • Enggan atau tidak bisa menerima sudut pandang orang lain
  • Kurangnya empati
  • Berbohong, pada diri sendiri dan orang lain
  • Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

Ciri kepribadian narsistik
Gangguan kepribadian narsistik adalah pola berulang dari kesombongan, kecongkakan, dan egoisme yang menjauhkan dari pergaulan. Seseorang disebut memiliki gangguan kepribadian narsistik bila memiliki sedikitnya 5 dari 9 tanda berikut:
  • Melebih-lebihkan prestasi dan bakatnya, merasa dirinya seorang yang hebat.
  • Selalu membutuhkan kekaguman dan pujian orang lain.
  • Berfantasi tentang kesuksesan, kecantikan, kekuasaan, dan ketenaran tanpa batas.
  • Menganggap diri istimewa dan unik sehingga hanya sudi bergaul dengan orang-orang lain yang berstatus tinggi atau berhubungan dengan institusi yang berkelas.
  • Merasa berhak untuk mendapatkan perlakuan istimewa atau orang lain harus selalu mengikuti kemauannya.
  • Mengeksploitasi orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
  • Tidak dapat mengenali atau berempati dengan perasaan dan kebutuhan orang lain.
  • Selalu iri hati dan cemburu dengan kesuksesan dan kepemilikan orang lain.
  • Berperilaku arogan, congkak dan angkuh





jadi kalian hanya egois atau narsis?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Cewek vs Bahasa Cowok

My Chairmate

my brothers