bukan cita-cita, cuma keinginan yang diharapkan dan diusahakan menjadi kenyataan


Radio itu salah satu tempat dimana kita bisa mendapatkan info, berita, news atau update-an terbaru, please jangan bilang gue kuno atau ketinggalan jaman, karna emang gue lebih suka denger radio daripada nonton tv atau streaming atau youtube-ing atau apalah itu. Tepat tadi malam gue juga mendengarkan radio kesayangan gue sambil main game di sibiru kecil milik gue ini, dan ternyata sang penyiar bilang kalo lewat tengah malam saat itu sekitar jam 12 sampai jam 3 dini hari akan terjadi puncak hujan meteor Perseids dan bisa disaksikan dengan mata telanjang di langit malam, kalo cerah.

Hujan Meteor...

Udah 19 tahun gue hidup, tapi belum sekali pun gue pernah liat hujan meteor atau yang sering dikenal sebagai Bintang Jatuh. Tadinya gue berniat naik kelantai atas, duduk diubin trus mendongak ke langit dan nunggu meteor-meteor itu lewat di balkon rumah gue, kaya cover meteor garden gitu, tapiiiii berhubung gue agak penakut, agak loh ya bukan penakut banget, jadi gue mulai nge-bbm seorang ya bisa dikatakan sangat spesial, maksud hati sih pengen ditemenin bbm-an sambil nunggu hujan meteor gitu, selain ngurangin rasa takut kan seru aja, walaupun pasti lebih seru kalo dia ada secara fisik trus bareng-bareng liat hujan meteor itu deh sambil make a wish bareng, lagi-lagi kenyataan gak berjalan sesuai keinginan, yap dia sudah mau bergegas tidur karna emang kondisi badan yang agak drop ditambah paginya dia akan ada urusan. Gagal lah sudah menyaksikan hujan meteor yang langka itu.


Make a wish...

Itu yang hampir dilakukan semua orang saat ketemu momen-momen penting, such a like waktu niup lilin pas ulang tahun, saat melihat jam yang angkanya kembar, saat ngomong samaan dan barengan, saat ada bulu mata rontok, saat gigi susu tanggal, ya pokoknya saat-saat yang gak biasa, salah satunya saat ngeliat bintang jatuh.

Kenapa harus disaat-saat seperti itu padahal disetiap doa kita bisa menyebutkan permohonan kita kan? Mungkin karna setiap orang itu diciptakan labil fleksibel, dan kefleksibelan itu yang bikin kita mengundur atau melupakan keinginan-keinginan kita yang lama dan memohon dengan keinginan yang baru (kaya gue yang dulu pengen banget galaxy tab yang 10 inch, berubah jadi mau samsung grand yang Cuma 5 inch. Atau kaya gue yang dulu pengen banget liburan berbulan-bulan, tapi sekarang malah pengen cepet-cepet kuliah), dan mungkin di moment-moment special itu kita berharap permohonan lama kita yang mungkin udah kita lupa tetap terwujud.


Ngomong-ngomong permohonan lama, gue jadi inget tentang cita-cita. Apa sih cita-cita gue?

Gatau...


Pas TK gue pengen banget jadi dokter, ngeliat dokter itu kaya ngeliat malaikat. Semakin gede semakin gue mengurungkan niat gue which is gue takut darah, dan gue rada sentimen sama jarum suntik. Pas SD gue pengen banget jadi guru, bukan apa-apa, gue mau bales perlakuan guru-guru yang demen banget ngasih tugaslah, PR lah, ulanganlah yang susah-susah, gue mau ngerasain jadi mereka. Eh naik ke SMP gue malah mau banget jadi Psikolog, ngeliat mereka kayanya adem trus kayanya bijaksana banget dan mereka tau karakteristik orang-orang disekeliling mereka, lagipula semuanya kan berdasarkan psikologi seseorang, tapi entah kenapa gue mulai diarahkan menuju ekonomi,  gue masuk sekolah kejuruan bisnis dan manajemen, mengambil jurusan akuntansi dan melanjutkan ke perguruan tinggi ekonomi dengan jurusan yang sama, akuntansi. Dan apa cita-cita gue sekarang?

Bisa dibilang visi gue kaya kertas buram matematika yang dipake Cuma buat gambar-gambar gak jelas biar gak kosong gitu aja, gak jelas profesi apa yang benar-benar gue idam-idamkan.


Berfikir


Merenung


Semedi


Ngopi


Mandi


Bengong



Dan ternyata yang sekarang jadi cita-cita gue bukanlah profesi, sekarang loh ya, gue gak tau 3 sampai 5 tahun kedepan. 
Yang pasti cita-cita gue, gue mau lulus tepat waktu dengan IPK standard bersaing atau lebih, mengambil gelar profesi dan apapun yang bisa menambah nilai kualifikasi gue, bekerja disebuah perusahaan swasta dengan posisi yang lumayan lah setidaknya bisa untuk menghidupi diri gue sendiri dan nyokap gue. Mungkin itu cita-cita terdekat, setelah bekerja dan  menabung apa? banyak, gue mau holiday, gue mau shopping, gue mau invest ini itu, gue mau punya salon sama spa kaya sally, gue mau punya resto sama hotel kaya dash, gue mau punya peternakan dan desa kaya harvest moon, gue mau punya banyak rumah kaya the sims.

Setelah gue lebih matang lagi mungkin cita-cita gue kemudian mendirikan sebuah Gereja kecil. Gak, gak, gue gak bakal bikin ajaran baru, gue gak mau dipanggil Ega Eden, maksud gue sebuah keluarga kecil yang harmonis, dengan laki-laki yang dipilihkan Kristus buat gue, laki-laki yang matang dalam iman dan bijaksana dalam dunia, laki-laki yang akan menjadi cerminan Kristus untuk ega-ega kecil nantinya, menikmati tahun-tahun pertama layaknya orang baru pacaran lagi dan kemudian lahirlah bayi-bayi mungil yang kelak manggil gue mama, ya mungkin itu yang dibilang surga di dunia. Mungkin mereka akan sangat menjengkelkan, ngeselin, dan tidak tau terima kasih, tapi bukan semua anak-anak begitu? Gue juga gitu kok, melihat mereka tumbuh menjadi anak-anak kecil yang menjengkelkan dan teriak-teriak gak jelas, tumbuh menjadi ABG yang gak bisa diatur dan kerjaannya main mulu, jadi Remaja yang pulang malem bahkan gak pulang, dan dewasa, membawa pasangan mereka untuk dikenalkan dan pergi. Dan gue mungkin Cuma bisa duduk di kursi goyang di balkon dengan secangkir teh dan tangan yang udah keriput-keriput gak jelas melihat mereka yang akan pergi kerumah barunya, dan gue kembali tinggal berdua di sebuah rumah mungil yang nyaman.


Ya itu hanya cita-cita, hidup bahagia, sejahtera dan damai. Gak perlu berkelimpahan cukup dengan yang berkecukupan (cukup buat beli mobil sport baru, cukup buat beli rumah baru yang ada lapangan golf nya, cukup buat beli berlian dan logam mulia). Maknanya gue Cuma mau hidup gue berguna bagi orang lain, jadi anak yang dibanggakan orang tua, partner hidup yang bisa berdiri sejajar serta panutan bagi darah daging gue kelak, simple as that. Walau kenyataannya pasti gak sesimple itu, hidup gak semulus pahanya cherry belle atau mukanya super junior, tapi apa salahnya, namanya juga cita-cita.










Nb: bener kata Alice Cullen tentang pengelihatan masa depannya, masa depan akan selalu berubah tergantung pada keputusan apa yang akan kita ambil dan pilihan mana yang akan kita tinggalkan

Banyak juga kata mungkin diatas ya... namanya juga belum kejadian, masih mungkin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Cewek vs Bahasa Cowok

My Chairmate

my brothers