whats wrong with tears?


“Bisa gak sih cewek nyelesain masalah tanpa nangis?” tanya Adit sedikit membentak Tita disuatu malam yang romantis di Paris saat Tita hanya bisa duduk menangis tanpa berbuat apa-apa.



Itu bukan karya tulis gue, bukan juga khayalan gue, itu sebuah cuplikan kecil film drama yang udah cukup lama, sekitar tahun 2003-an lah ya, Eiffle I’m In Love. Pasti pada tau film itu kan ya, film yang cukup booming setelah Ada Apa Dengan Cinta. Gak, gue gak akan bahas seputar film drama Indonesia dengan slow motion-nya atau dengan mata yang dipaksa dibelo-beloin, dan pemeran lain sibuk netesin tetes air mata ke matanya biar keliatan lembab dan nangis-nangis bombay, kenapa gak sekalian tempelin aja irisan bawang bombay ke matanya.



Skip Skip Skip...



Balik ke pertanyaan Adit diatas, gak muna dan gak sok kuat, mungkin gue salah satu tipe cewek seperti itu, tapi itu sama aja kaya pertanyaan, “Bisa gak sih cowok nyelesain masalah tanpa emosi dan otot?” atau “Bisa gak sih anak kecil meminta sesuatu tanpa merengek dan mengeluarkan jurus ngambeknya?”  jawabannya, BISA! tapi susah, naluri mungkin ya, butuh banyak pelatihan dan pengendalian diri agar terbiasa.
Sebenarnya kenapa sih cewek bisa gampang banget nangis?
Ada yang bilang kodrat, ada yang bilang karna cewek lebih menggunakan perasaan dan emosinya dan membelakangkan logika, tapi menurut gue itu Cuma pembenaran supaya cewek bisa leluasa nangis dan meluapkan emosinya tanpa ada yang ditahan-tahan, nahan sesuatu tuh nyesek loh, sama aja kaya nahan kentut atau nahan bersin, mana enak. Coba cowok yang nangis, pasti komentar negatif yang terdengar, “Kok cowok nangis sih, lemah banget, perasaan banget” itulah yang bikin cowok jarang nangis dan meluapkan emosinya ke hal yang lain. Cewek sama cowok yang menahan emosi pasti pada akhirnya akan meluapkan emosinya, Cuma beda cara, yang cewek nangis-nangis kejer sambil meluk bantal, yang satunya lagi nonjok-nonjok tembok atau banting-banting barang, tujuannya apa? ya biar mereka bisa meredakan emosinya setelah diluapkan, setelah tenang barulah mereka bisa berfikir seperti biasa, normal.
Ada yang bilang “Ngapain sih nangis, nangis gak nyelesain masalah” emang nangis gak nyelesain masalah, tapi setidaknya itu memberikan sedikit kelegaan untuk bernafas, liat anak kecil yang abis nangis pasti tidur pules.

So, gue bilang cewek sama cowok sama aja, sama-sama nyari cara untuk meluapkan emosinya, Cuma beda caranya aja. Ada cewek yang lebih seneng marah-marah sambil banting-banting barang, ada juga cowok yang nangis, wait wait gue bilang nangis itu gak Cuma buat cewek, itu tanda lo bener-bener hidup, bener-bener manusia dan punya perasaan, bayi aja yang baru lahir gak mandang dia cewek atau cowok untuk memulai kehidupannya dengan tangisan.

Nah berarti apa yang kita anggap lemah belum tentu kelemahan, dan apa yang kita anggap kuat belum tentu kekuatan, itu tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Semua orang diciptakan dengan plus minus nya sendiri seperti magnet-magnet, mereka akan sempurna dan berguna jika plus bertemu minus dan minus bertemu plus, oleh karena itu kita diciptakan untuk saling MELENGKAPI bukan MENDOMINASI.


























Nb: “Berdirilah sejajar, namun jangan terlampau dekat, karena tiang-tiang candi tidak dibangun terlalu rapat. Dan jati serta cemara tidak tumbuh dalam bayangan satu sama lain.” –Kahlil Gibran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Cewek vs Bahasa Cowok

My Chairmate

my brothers